Segala sesuatu di masa kini cenderung bersifat digital.
Hal ini secara dramatis memperluas kemampuan para penulis untuk menata desain halaman-halamannya dan menyisipkan berkas-berkas gambar dan tampilan-tampilan visual informasi ke dalam teks-teks cetaknya.
Anda di sini: Kuliah 3 Idiot » Ilmu Pengetahuan Umum » Panduan Menulis untuk Belajar, Berbagi, Beraksi » Penulisan Masa Kini » Media Baru & Media Cetak Bersaing?
Media Baru & Media Cetak
Disadur dari buku kuliah John Trimbur, Call to Write 6th Ed. (Cengage Learning: 2014), chapter 1, "What Is Writing Today?", p. 8-10 | Hak cipta saduran Indonesia © 2014 Tiga Idiot
Ranah Menulis
Matakuliah Panduan Menulis ini mencakup berbagai ranah sosial: kehidupan sehari-hari; sekolah dan kuliah; tempat kerja; periklanan; pemasaran sosial; tampilan media; jaringan akademik, sastra, dan intelektual di ruang publik; dunia gerilya kegiatan warga negara; gerakan sosial; dan kampanye advokasi. Bentuk-bentuk tulisan yang dihasilkan di ranah-ranah kita itu dapat dibagi menjadi dua: [1] teks cetak, yang lembarannya dapat Anda pegang dan Anda bolak-balik, dan [2] media baru, yang tampak dalam sinyal-sinyal digital pada layar komputer.
Teks-teks cetak itu muncul sejak temuan mesin cetak pada abad kelimabelas. Teks-teks cetak itu masih berjaya di masyarakat masa kini sebagai sumber yang paling terpercaya untuk informasi, pengetahuan, dan pengaruh publik. Semua teks cetak berikut ini masih mempertahankan otoritas dan gengsi kulturalnya: dokumen resmi; catatan pemerintah; koleksi arsip di museum, perpustakaan, dan lembaga penelitian; buku kuliah; kamus dan ensiklopedia; penerbitan ilmiah dan komersial; jurnal opini, editorial suratkabar terkemuka.
Akan tetapi, telah ada perubahan sejak beberapa dasawarsa yang lalu. Teks cetak itu kini terutama disusun, dirancang, diproduksi, dan didistribusikan secara digital dari jaringan komputer-komputer. Perbedaan antara pengolah kata masa kini dan mesin ketik masa lalu itu menunjukkan bahwa segala sesuatu di masa kini cenderung lebih bersifat digital daripada analog. Hal ini secara dramatis memperluas kemampuan para penulis untuk menata desain halaman-halamannya dan menyisipkan berkas-berkas gambar dan tampilan-tampilan visual informasi ke dalam teks-teks cetaknya.
Media-baru memperluas saluran dan tampilan tulisan, disamping memperluas kemampuan untuk menyimpan dan berbagi informasi. Di era komunikasi digital, termasuk melalui internet dan gadget, kita memakai format-format dan platform-platform yang baru untuk menulis dan menyebarkan pesan. Penulisan masa kini harus memperhitungkan media-baru ini: bagaimana jalannya, bagaimana struktur komunikasinya, dan perannya dalam interaksi manusia.
Untuk contoh, perhatikanlah bahwa hampir semua materi Kuliah 3 Idiot yang tersaji di sini bersumberkan sampel-sampel materi kuliah internasional yang kami peroleh melalui internet. Renungkanlah bagaimana media-baru ini membentuk akses informasi dan komunikasi kita.
Komposisi Multimodal
Media-baru telah membuat para pembaca dan juga para penulis lebih sadar akan desain visual penulisan. Perangkat-lunak baru dan sumberdaya digital online itu memungkinkan para penulis untuk mendesain komposisi yang memadukan sejumlah modalitas, seperti penulisan, tipografi, tataletak, bahkan gambar, warna, suara, musik, film (gambar bergerak), kualitas kertas, gerak-isyarat, dan bahkan bau. Perpaduan modalitas-modalitas seperti itu disebut komposisi multimodal.
Dilihat dari satu sudut pandang tertentu, tidak ada yang baru mengenai komposisi-komposisi multimodal. Mereka sudah ada sejak dahulu, termasuk pada manuskrip Abad Pertengahan (baik Islami maupun Kristiani) yang menggabungkan kata dan gambar dengan keterampilan tangan secara serempak. (Untuk contoh, lihat gambar di bawah ini.)
Sekitar abad ke-19, desain halaman untuk ilustrasi majalah era cetak pun menggabungkan kata-kata, pahatan-pahatan kayu, dan gambar-gambar litografik untuk mendokumentasikan kehidupan sosial dan pergolakan politik di dunia modern. (Contohnya, Majalah Scribner's, salah satu majalah terkemuka pada zamannya, menggabungkan tulisan sastra, jurnalisme investigatif, dan esai opini dan renungan pada halaman-halaman yang penuh dengan ilustrasi.)
Jurnalisme-foto, yang berkembang pada abad ke-20, menggabungkan kata-kata dan foto-foto dengan pola-pola asimetris sepanjang dua halaman. Majalah-majalah masa kini tentang berita, sains populer, musik, busana, perjalanan, kuliner, perumahan, dan olahraga masih menggunakan halaman ganda sebagai bidang baca dan bidang pandang yang memadukan teks dan gambar dalam pengelompokan-pengelompokan yang sangat imajinatif. (Untuk contoh pembuatan desainnya, silakan klik gambar di bawah ini.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar