Kontroversi Pernikahan Khadijah-Muhammad

gambar desain I Love Muhammad

"Bagaimana mungkin aku melakukannya, sedangkan pria-pria terhebat telah menanyakan dirimu dan aku belum setuju?"

"Wahai anak pamanku! Kedudukanmu diantara kerabatmu dan kaummu, kemampuanmu dalam menjaga amanat, akhlak baikmu, dan kejujuranmu menjadikan engkau jodoh idaman."

Anda di sini: Kuliah 3 Idiot » Pelatihan Gayahidup Sehat / Pendidikan Moral Warga Dunia » Seksualitas & Kedokteran Islami » Pernikahan Nabi Muhammad » Kontroversi Pernikahan Khadijah-Muhammad.

Pernikahan Khadijah-Muhammad

Diterjemahkan dari Tarikh Thabari, Juz 2, hlm. 280-282

Kata Hisyam bin Muhammad: Rasulullah menikahi Khadijah ketika beliau berumur 25 tahun. Pada saat itu, Khadijah berusia 40 tahun.

Kata Ibnu Humayd: Khadijah itu saudagar kaya dan terhormat. Ia biasa mempekerjakan orang-orang untuk terlibat dalam perniagaan dengan hartanya dan memberi mereka bagian dari labanya, karena Quraysy merupakan kaum pedagang. Ketika ia dengar Rasulullah itu jujur, dapat dipercaya, dan berakhlak mulia, ia mengirim beliau dan meminta beliau agar pergi ke Syam (Suriah) dan terlibat dalam perniagaan dengannya; ia mau memberi beliau lebih dari yang ia berikan kepada orang lain yang berdagang untuk dirinya, disamping seorang budaknya yang bernama Maysarah. Rasulullah menyanggupi [permintaan] tersebut. Beliau pun berangkat berdagang dengan harta Khadijah, ditemani oleh Maysarah budak Khadijah.

Ketika sampai di Syam, beliau berteduh di bawah bayang-bayang pohon di dekat bilik seorang pendeta. Sang pendeta menjumpai Maysarah dan bertanya, "Siapa pria ini yang berteduh di bawah pohon ini?" Maysarah menjawab, "Pria ini dari Quraysy, orang dari [tanah] suci." Sang pendeta berkata, "Tak seorang pun pernah berteduh di bawah pohon ini selain nabi."

Rasulullah menjual barang-barang yang beliau bawa, membeli apa yang beliau ingin beli, dan kemudian bertolak kembali ke Makkah beserta Maysarah.

Sungguh Maysarah menyatakan bahwa kapan pun panas siang hari menyengat, ia melihat dua malaikat menaungi beliau dari sinar matahari ketika beliau mengendarai onta.

Setibanya di Makkah, beliau kembalikan harta Khadijah yang telah beliau jual dengan harga sekitar dua kalinya. Lalu Maysarah memberitahu dia apa yang dikatakan oleh sang pendeta dan bagaimana ia sendiri melihat dua malaikat menaungi beliau. Khadijah itu wanita yang tegas, cerdas, dan terhormat.

Disamping itu, Allah berkehendak memuliakan dia, sehingga tatkala Maysarah memberitahu hal-hal tersebut, ia pun beranjak menemui Rasulullah dan konon berkata kepada beliau, "Wahai anak pamanku! Kedudukanmu diantara kerabatmu dan kaummu, kemampuanmu dalam menjaga amanat, akhlak baikmu, dan kejujuranmu sesungguhnya menjadikan engkau jodoh idaman." Lalu ia tawarkan dirinya sendiri kepada beliau untuk dinikahi. Khadijah saat itu seorang yang paling istimewa nasabnya diantara wanita-wanita Quraysy, paling terhormat, paling kaya, dan semua pria kaumnya akan tergiur untuk menerima pinangannya yang baru saja ia sampaikan kepada beliau.

[Dikabarkan], seusai mendapat pinangan [tak resmi] tesebut, Rasulullah memberitahu paman-paman beliau tentang hal ini. Lantas Hamzah bin Abdul Muththalib pergi dengan beliau untuk menemui Khuwaylid bin Asad dan [secara resmi] melamar putrinya, Khadijah, atas nama Muhammad.

[Dikabarkan], Khuwaylid menikahkan Khadijah dengan Rasulullah, dan kemudian ia mengandung semua anak beliau selain Ibrahim. Mereka ialah Zaynab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fathimah, al-Qasim (yang darinya beliau dijuluki Abu al-Qasim), ath-Thahir, dan ath-Thayyib. Al-Qasim, ath-Thahir, dan ath-Thayyib wafat di zaman Jahiliyyah, sedangkan semua putri beliau hidup sampai zaman Islam, menjadi muslimah, dan berhijrah dengan beliau ke Madinah.

Kata al-Harits: kabar serupa disampaikan oleh warga negeri itu sendiri: Khadijah hanya mempekerjakan Rasulullah dan seorang Quraysy lainnya untuk pergi ke pasar Hubasyah di Tihamah. Ayahnyalah, yaitu Khuwaylid, yang menikahkan dia dengan Muhammad, dan orang yang bertindak selaku perantara ialah seorang wanita keturunan setengah budak dari Makkah.

Kata al-Harits, dari Muhammad bin Sa'd, dari al-Waqidi: Semua [kabar] tersebut keliru.

Kata al-Waqidi: Mereka juga mengabarkan bahwa Khadijah mengirim pesan kepada Nabi, mengundang beliau untuk membawa dia, yang berarti bahwa mereka seharusnya menikah. Padahal, ia seorang wanita yang sangat terhormat, dan semua pria Quraysy akan tergiur untuk menikahi dia dan akan mengeluarkan banyak uang untuk tujuan itu seandainya mereka mau. Ia memanggil ayahnya ke rumahnya, menyuguhi dia minuman anggur sampai ia mabuk, menyembelih sapi, melumurinya dengan parfum dan mendandaninya dengan jubah mahal. Lalu ia mengundang Rasulullah dan paman-paman beliau. Sewaktu mereka datang, ayahnya menikahkan beliau dengan dia. Ketika ayahnya sadar dari mabuknya, ia berkata, "Untuk apa daging ini, parfum ini, dan baju ini?" Ia menjawab, "Kau baru saja menikahkan aku dengan Muhammad bin Abdullah." "Aku tidak melakukannya," tukas ayahnya, "Bagaimana mungkin aku melakukannya, sedangkan pria-pria terhebat dari Makkah telah menanyakan dirimu dan aku belum setuju?"

Kata al-Waqidi: [Kabar] tersebut juga keliru. Dalam pandangan kami, versi yang terpercaya adalah yang diabadikan dalam hadits-hadits: Paman Khadijah, yaitu 'Amr bin Asad, menikahkan dia dengan Rasulullah. Ayah Khadijah wafat sebelum Perang Fijar.

2 komentar: