Etika Bisnis: Besarnya Persoalan Pribadi

gambar gerakan hijau pengusaha

Jawablah dengan jawaban 'ya' atau 'tidak': "Apakah Anda seorang manajer (atau calon manajer) yang etis?"

Andaikan jawaban Anda 'ya', beginilah fakta yang menyakitkan: Bolehjadi Anda tidak etis. Itulah satu diantara sejumlah fakta mencengangkan tentang etika bisnis kita yang dibahas di sini.

Anda di sini: Kuliah 3 Idiot » Manajemen Bisnis Industri Kreatif » Pengantar Manajemen Bisnis » Etika Bisnis & Tanggungjawab Perusahaan.

"Memang benar bahwa perusahaan tidak memiliki hati nurani; namun, perusahaan orang-orang yang berhati nurani merupakan perusahaan yang berhati nurani." --Henry David Thoreau

Etika & Tanggungjawab Perusahaan

Diterjemahkan, disadur, dan diseleksi dari buku kuliah Thomas S. Bateman & Scott A. Snell, Management: Leading & Collaborating in a Competitive World, 10th Edition (McGraw-Hill, 2013), Chapter 5, "Ethics and Corporate Responsibility" | Hak cipta terjemahan & saduran Indonesia © 2014 Tiga Idiot

Hampir semua perusahaan tidak dirintis oleh seseorang yang "tak pernah ingin menjadi sesuatu" dalam bisnis. Mungkin mustahil seseorang yang lebih menghargai petualangan alam liar daripada penjualan dan pengelolaan bisa menjalankan bisnis dengan sukses.

Bab ini mengurusi nilai-nilai dan cara menjalankan bisnis yang ditempuh oleh para manajer ketika mereka melaksanakan strategi-strategi bisnis dan perusahaan. Pada khususnya, kita akan merambah cara-cara penerapan etika, sistem aturan yang mengatur tatanilai. Kita melakukannya berdasarkan premis bahwa

para manajer, organisasi-organisasi mereka, dan komunitas-komunitas mereka [akan] maju pesat bila para manajernya menerapkan standar etis yang mengarahkan mereka untuk bertindak dengan integritas.

Selain itu, kita mempertimbangkan ide bahwa organisasi-organisasi bisa bertanggungjawab untuk memenuhi kewajiban sosial di luar pemerolehan laba di dalam batasan-batasan etis dan legal. Ketika Anda pelajari bab ini, pertimbangkanlah: "Aku ingin menjadi sejenis manajer yang bagaimana? Reputasi apa yang kuharap kumiliki? Bagaimana orang-orang lain dan diriku sendiri memandang perilaku diriku selaku manajer?

gambar gerakan hijau pengusaha

Ini Persoalan Pribadi

Answer true or false: ‘I am an ethical manager.’ If you answered ‘true,’ here’s an uncomfortable fact: You’re probably not.

Itulah kalimat-kalimat awal di sebuah artikel Harvard Business Review, “How (Un)Ethical Are You?” Intinya adalah bahwa hampir semua diantara kita berpikiran bahwa diri kita merupakan pengambil keputusan yang baik, etis, dan tidak bias. Namun faktanya, hampir semua orang memiliki bias-bias bawah-sadar yang menguntungkan diri mereka sendiri dan kelompok mereka sendiri. Contohnya, para manajer sering mempekerjakan orang-orang yang menyukai mereka, mengira bahwa mereka kebal terhadap konflik kepentingan, mengambil kredit yang lebih banyak daripada hak mereka, dan menyalahkan orang lain ketika mereka sendirilah yang layak disalahkan.

Mengetahui bahwa Anda memiliki bias itu bisa membantu Anda dalam berusaha mengatasinya, tetapi itu biasanya belum cukup. Persoalan etika tidak mudah dan bukan hanya bagi CEO perusahaan. Umpamanya, orang-orang bekerja menggunakan komputer dengan akses internet. Kalau si pegawai digaji lantaran komputer dan waktu yang ia kerahkan dengan duduk di depannya, etiskah bagi Anda untuk memanfaatkan komputer (dan akses internet) untuk melakukan hal-hal yang tidak terkait dengan pekerjaan Anda?

Mungkin Anda pikir boleh-boleh saja sekadar membaca materi kuliah ini dengan akses internet kantor Anda selama beberapa puluh menit pada waktu di luar jam kerja Anda.

Namun, bagaimana kalau Anda menggunakannya untuk berselancar di internet untuk mencari hiburan selama lebih dari sekadar satu-dua jam saja?

Disamping merugikan produktivitas, yang paling dipedulikan oleh para atasan mengenai pengguna internet itu biasanya adalah menyusupnya virus-virus, bocornya informasi rahasia, dan terciptanya lingkungan kerja yang tidak kondusif lantaran pengunduhan isi web yang tidak tepat.

Kadang-kadang para pegawai menulis postingan di blog atau berkomentar di media sosial (seperti Facebook) mengenai perusahaan dan produk mereka. Tentu saja perusahaan-perusahaan tidak ingin pegawai mereka mengatakan hal-hal buruk tentang mereka, tetapi beberapa perusahaan menaruh perhatian pada pegawai-pegawai yang terlalu antusias. Bila si pegawai terlalu sering menulis di internet tentang perusahaan dan produk mereka, maka paling bagus itu dianggap sebagai spam. Bahkan, itu bisa dianggap menipu kalau si pegawai tidak berterus terang tentang hubungannya dengan perusahaan tersebut. Praktek lain yang dianggap menipu adalah ketika perusahaan menciptakan blog-blog bayaran sebagai taktik pemasaran tanpa menguak siapa sponsornya. Dalam praktek ini, perusahaan membayar para blogger untuk menulis komentar positif tentang mereka.

Di forum blogger yang populer di Indonesia, seperti Kompasiana, tak jarang para sponsor menyelenggarakan lomba penulisan tentang produk mereka. Etiskah praktek bisnis semacam ini?

Rangkuman Kuliah Etika & Tanggungjawab Perusahaan

Paparkan bagaimana perspektif-perspektif etika yang berlainan memandu pengambilan keputusan!

under construction

Tujuan etika adalah mengidentifikasi aturan-aturan yang mengatur perilaku manusia dan "barang" yang layak dicari. Putusan-putusan etis dipandu oleh nilai-nilai individu dan prinsip-prinsip pelaksanaan seperti kejujuran, keadilan, integritas, penghargaan kepada yang lain, kewarganegaraan yang bertanggungjawab.

Sistem-sistem etika yang berlainan itu meliputi universalisme, egoisme dan utilitarianisme, relativisme, dan etika kebajikan. Sistem-sistem filosofis ini, ketika dipraktekkan oleh individu-individu yang berlainan menurut tingkat perkembangan moral kognitif mereka dan menurut faktor-faktor lainnya, melandasi pandangan etika individu-individu dan organisasi-organisasi.

Jelaskan bagaimana perusahaan-perusahaan mempengaruhi lingkungan etika mereka!

under construction

Organisasi-organisasi yang berbeda itu menerapkan perspektif dan standar etika yang berbeda pula. Kode etik kadang-kadang sangat berguna, walau harus diterapkan dengan tepat. Program-program etika itu dapat berkisar dari berbasis-kerelaan sampai berbasis-integritas.

Semakin banyak organisasi yang mengambil kode etik. Kode semacam ini menangani pekerjaan pegawai, komunitas dan lingkungan, pemegang saham, konsumen, pensuplai dan kontraktor, aktivitas politik, dan teknologi.

Paparkan garisbesar proses pengambilan keputusan etis!

under construction

Pembuatan putusan etis memerlukan kesadaran moral, penimbangan moral, dan karakter moral. Bila menghadapi dilema etika, selubung kebebalan merupakan metafora yang berfaedah. Yang lebih rinci, Anda bisa [1] mengetahui berbagai standar moral (universalisme, relativisme, dan sebagainya), [2] menggunakan model pemecahan masalah, [3] mengidentifikasi efek-efek positif dan negatif dari alaternatif-alternatif Anda terhadap pihak-pihak yang berbeda, [4] mempertimbangkan persyaratan legal dan biaya tindakan-tindakan yang tidak etis, dan kemudian [5] mengevaluasi tugas-tugas etis Anda dengan memakai kriteria yang ditentukan di bab ini.

Rangkumlah persoalan-persoalan penting seputar tanggungjawab sosial perusahaan!

under construction

Tanggungjawab sosial perusahaan adalah perluasan dari peran perusahaan di luar perburuan ekonomiknya. Ini meliputi bukan hanya tanggungjawab ekonomik, melainkan juga legal, etik, dan filantropik.

Para penganjurnya yakin bahwa para para manajer seharusnya mempertimbangkan kebutuhan masyarakat dan kebutuhan manusia dalam putusan-putusan bisnis mereka karena perusahaan merupakan anggota masyarakat dan membawa tanggungjawab besar. Para pengecam tanggungjawab perusahaan yakin bahwa tanggungjawab utama para manajer adalah meningkatkan laba bagi para pemegang saham yang memiliki perusahaan. Dua perspektif ini bisa dipertemukan, terutama kalau para manajer memilih menangani bidang-bidang tanggungjawab sosial yang berkontribusi terhadap strategi organisasi.

Bahaslah alasan-alasan mengapa lingkungan alam diminati dalam bisnis!

under construction

Di masa lalu, hampir semua perusahaan memandang lingkungan alam sebagai sumberdaya yang dimanfaatkan untuk bahan mentah dan laba. Namun muncullah konsumen, regulasi, dan tekanan-tekanan lain. Para eksekutif sering memandang tekanan tersebut sebagai kendala, rintangan, dan ongkos yang perlu ditanggung.

Akan tetapi, kini semakin banyak perusahaan yang memandang antarmuka antara bisnis dan lingkungan alam sebagai peluang yang berpotensi menang-menang. Sebagian mengambil agenda yang "lebih hijau" lantaran alasan filosofis dan komitmen pribadi terhadap pembangunan yang berkelanjutan. Banyak pula yang mengakui potensi keuntungan finansial dari manajemen yang berwawasan lingkungan, lalu memadukan persoalan-persoalan lingkungan ke dalam strategi perusahaan dan bisnis. Sebagian diantara mereka bahkan melihat bahwa memasuki bisnis yang membantu (dan bukan menyakiti) lingkungan alam merupakan salah satu dari peluang komersial terbesar dalam sejarah.

Tunjukkanlah tindakan-tindakan para manajer yang dapat dilakukan untuk manajemen yang berwawasan lingkungan!

under construction

Organisasi-organisasi turut menimbulkan risiko kepada masyarakat dan bertanggungjawab untuk mengurangi risiko terhadap lingkungannya. Mereka juga memiliki kemampuan untuk turut memecahkan masalah lingkungan.

Manajemen ekosentrik berupaya meminimalkan dampak negatif lingkungan, menciptakan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, dan meningkatkan kualitas hidup di segenap penjuru dunia. Tindakan-tindakan relevan dipaparkan di bab ini, termasuk inisiatif strategis, analisis daur-hidup, dan perserikatan antarorganisasi. Di bab ini kami lampirkan pula berbagai contoh praktek strategis, operasi, finansial, legal dan urusan publik, pemasaran, dan akuntansi yang ramah lingkungan.

gambar kover buku Management

Tujuan Pembelajaran

Seusai mengkaji bab ini, Anda akan mampu untuk:

  • memaparkan bagaimana perspektif-perspektif etika yang berlainan memandu pengambilan keputusan;
  • menjelaskan bagaimana perusahaan-perusahaan mempengaruhi lingkungan etika mereka;
  • memaparkan garisbesar proses pengambilan keputusan etis;
  • merangkum persoalan-persoalan penting seputar tanggungjawab sosial perusahaan;
  • membahas alasan-alasan mengapa lingkungan alam diminati dalam bisnis;
  • menunjukkan tindakan-tindakan para manajer yang dapat dilakukan untuk manajemen yang berwawasan lingkungan.

5 komentar:

  1. "Di forum blogger yang populer di Indonesia, seperti Kompasiana, tak jarang para sponsor menyelenggarakan lomba penulisan tentang produk mereka. Etiskah praktek bisnis semacam ini?"

    Seandainya tulisan sang blogger tidak dimaksudkan untuk mengikuti lomba semacam itu, apakah isinya akan sama, yaitu memuji-muji produk sponsor?

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut saya yang kurang etis adalah penulisnya, bukan pengusahanya. Si Pengusaha sekuat tenaga memasarkan dagangannya dengan penuh kalkulasi... Penulisnya tak etis bila memang tak bisa membuktikan sah thesisnya....

      Hapus
    2. Mungkin akan lebih etis bila sang pengusaha memberi penghargaan kepada tulisan yang sudah ada mengenai produknya, baik berupa pujian maupun kritikan. Tulisan yang tidak dimaksudkan untuk dilombakan tampaknya cenderung lebih obyektif. Masalah obyektivitas tanggapan konsumen pun penting untuk pengembangan bisnis sang pengusaha, 'kan?

      Hapus
    3. masalahnya menjadi lebih tegas tentang relasi yang sebaiknya dijalin antara Pengusaha dan Penulis...... meski bisa dilihat dari sisi bisnis, etika bisnia, hukum dagang, dst.

      Hapus
  2. jual rumah limasan dan rumah joglo murah www.limasanjati.com

    BalasHapus