Mengapa para wanita, kendati menampilkan kinerja yang hebat, belum bisa mengambil tempat yang setara dengan pria dalam posisi-posisi kepemimpinan senior?
Bagian dari masalahnya adalah masih bagaimana para wanita digambarkan di media populer.
Anda di sini: Kuliah 3 Idiot » Manajemen Bisnis Industri Kreatif » Manajemen Bisnis » Ilustrasi Manajemen » Wanita dalam Bisnis.
Wanita dalam Bisnis
Diterjemahkan dari Leslie Rue, Lloyd Byars, & Nabil Ibrahim, Management: Skills and Application, 14th Ed. (McGraw-Hill, 2013), p. 11 | Hak cipta terjemahan Indonesia © 2013 Tiga Idiot
Di antara 1.000 perusahaan Fortune, hanya 6,6 persen wanita menempati posisi di tingkat eksekutif. Hanya 15 wanita yang sekarang menjadi pemimpin di antara 500 perusahaan Fortune. Hanya 14 persen rektor universitas yang merupakan perempuan.
Apa sajakah alasan mengapa para wanita, kendati menampilkan kinerja yang hebat, belum bisa mengambil tempat yang setara dengan pria dalam posisi-posisi kepemimpinan senior?
Salah satu alasan utamanya terletak pada stereotip kepemimpinan. Para lelaki pemimpin dipersepsi sebagai "tegas dan lihai"--watak-watak yang diharapkan. Watak perempuan pemimpin dipandang sebagai mengasuh dan merawat--dipandang oleh banyak orang sebagai "lemah dan lembut".
Salah satu alasan lainnya adalah pemisahan kerja. Para pria cenderung sangat terkonsentrasi pada profesi-profesi puncak, seperti penyelia, manajer, dan eksekutif. Para wanita cenderung terlalu terwakili di profesi-profesi yang bayarannya terendah dalam tenaga kerja seperti guru, sekretaris, perawat, dan pengasuh anak. Para perempuan pun terkonsentrasi pada pekerjaan-pekerjaan berperingkat rendah dan berbayar rendah di banyak profesi.
Bagian dari masalahnya adalah masih bagaimana para wanita digambarkan di media populer. Di satu sisi, kita ingin dan mengharap perempuan mengambil peran kepemimpinan yang setara dengan laki-laki, namun di media populer, para wanita masih terlihat tunduk dan mengabdi, yang berdampak besar pada orang-orang muda.
Sebuah masalah ekspektasi sosial lainnya adalah terkait dengan pandangan keluarga kita. Masih ada harapan masyarakat bahwa para wanita seharusnya merawat keluarga mereka di rumah seraya sekaligus mengejar karir mereka, sebuah harapan yang tidak dibebankan kepada para pria.***
benar sekali Bu. sy setuju dgn tulisan di ats
BalasHapus